Text
Pengajaran Apresiasi Puisi: Menciptakan Puisi, Memahami Puisi, Me,baca Puisi dan Deklamasi
Pengajaran apresiasi puisi (teknik penilaian: menciptakan puisi, memahami puisi, membaca puisi dan Deklamasi), disusun dalam lima bagian utama. Setiap bagian merupakan rangkaian cara berpikir induktif, agar data-data puisi yang ditemukan dapat dijadikan dasar untuk menentukan sifat-sifat yang umum dari puisi.
Bagian pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang data-data puisi secara realistis dari bentuk mantra sampai puisi kontenporer. Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat disusun suatu defenisi yang dapat mewakili ciri-ciri puisi secara menyeluruh dari realita yang ada. Demikian halnya, defenisi apresiasi dideskripsikan secara sederhana sehingga mudah dipahami dan dapt disusun langkah-langkah mengapresiasi karya puisi.
Bagian kedua, mendeskripsikan garis besar apresiasi puisi lama, yaitu mantra, syair, dan pantun. Ketiga jenis puisi lama itu dipilih karena sebagian besar puisi lama yang berkembang dan disenangi masyarakat adalah ketiga jenis itu. Di indonesia, banyak macam mantra, namun khusus dalam buku ini diambil mantra Jawa. Untuk dyair, dideskripsikan syair karya penyair penting dalam sejarah sastra Indonesia. Dan untuk pantun, dideskripsikan beberapa contoh pantun dan perbedaan pandangan beberapa ahli atau filolog yang banyak meneliti tentang pantun.
Bagian ketiga, mendeskripsikan puisi baru atau modern, yaitu puisi-puisi yang sudah terpengaruh oleh budaya "Barat". Salah satu ciri budaya "Barat" adalah sudah tercantum pengarangnya. Puncak-puncak dari puisi baru dibicarakan berdasarkan urutan tahun penerbitan. Selain, itu juga dipilih karya puisi dari penyair yang mendapatkan tempat dalam sejarah perpuisian Indonesia. Kredibelitas dari para penyair yang dipilih didasarkan pada buku-buku yang disusun H.B. Jassin.
Bagian keempat, mendeskripsikan puisi-puisi kontemporer. Hal ini sangat penting untuk disajikan, mengingat puisi-puisi kontemporer dihindari oleh para pendidik, terutama pendidik tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat Sekolah Menengah Atas. Alasannya adalah terlalu sulit untuk dipahami dan belum pada tatarannya untuk diajarkan di tingkat itu. Untuk itulah di bagian ini diberi cara pemahaman terhadap puisi kontemporer, setidak-tidaknya dapat digunakan sebagai contoh bagi para pendidik dalam memenuhi puisi kontemporer.
Bagian kelima atau terakhir dideskripsikan beberapa kriteria teknik penilaian terhadap karya cipta puisi. Apakah sebuah karya puisi itu baik atau tidak baik, bermutu atau tidak bermutu, ada kriteria tertentu untuk menentukannya. Teknik penilaian membaca puisi dan deklamasi diuraikan secara singkat agar dapat dipahami oleh pendidik/Yuri. Demikian halnya, teknik penilaian kemampuan memahami puisi dibedakan untuk tingkat pelajar dan mahasiswa agar pendidik dan peserta didik mudak memberi penilaian.
A06678 | 811 AGU p | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain